Gambar Sampul IPS · Bab VII Penyimpangan Sosial
IPS · Bab VII Penyimpangan Sosial
Nanang

24/08/2021 14:36:11

SMP 8 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

IPS SMP/MTs Kelas VIII

149

Dalam kehidupan masyarakat sering dijumpai adanya perilaku yang

menyimpang. Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang

tidak sempurna. Perilaku yang menyimpang mengakibatkan terjadinya pelanggaran.

Pelanggaran tersebut terjadi karena seorang individu atau kelompok tidak bisa

bersosialisasi secara sempurna. Hal tersebut menyebabkan individu atau kelompok

terjerumus ke dalam pola perilaku yang menyimpang. Dengan kata lain, terjadilah

penyimpangan sosial dalam kehidupan.

Bab

VII

Penyimpangan Sosial

Sumber: www.lazamboangatimes.com

Gambar 7.1

Salah satu penyimpangan sosial dalam kehidupan

150

IPS SMP/MTs Kelas VIII

Peta Konsep

Kata Kunci

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan bab ini, diharapkan kamu dapat:

1. menjelaskan pengertian penyimpangan sosial;

2. menyebutkan berbagai penyakit sosial sebagai akibat adanya penyimpangan sosial dalam

keluarga dan masyarakat;

3. menjelaskan upaya pencegahan dan pengendalian penyimpangan sosial.

Apa yang akan kamu pelajari pada bab ini? Perhatikan peta konsep di bawah ini!

Penyimpangan

Sosial

Pengertian Penyimpangan Sosial

Faktor Penyebab

Proses Pembentukan Perilaku

Menyimpang

Bentuk-Bentuk Penyimpangan

Sifat-Sifat Penyimpangan

Upaya Pencegahan dan

Pengendalian Penyimpangan

Sosial

Penyakit sosial

Pengendalian sosial

Penyimpangan sosial

Teori Penyimpangan Sosial

Contoh Penyimpangan Sosial

IPS SMP/MTs Kelas VIII

151

A

Pengertian Penyimpangan Sosial

Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri

dengan kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan

atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut dalam lingkungan

baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. Penyimpangan terjadi apabila

seseorang atau kelompok tidak mematuhi norma dan nilai yang berlaku dalam

masyarakat. Penyimpangan terhadap nilai dan norma dalam masyarakat disebut

dengan deviasi (

deviation

), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan

penyimpangan disebut divian (

deviant

).

Pada masyarakat tradisional penyimpangan jarang sekali terjadi dan dapat

dikendalikan. Sebaliknya, pada masyarakat modern, penyimpangan dirasa semakin

banyak dan bahkan seringkali menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pihak

lainnya. Salah satu bentuk penyimpangan adalah penyimpangan sosial.

Seperti halnya kebudayaan yang bersifat relatif maka penyimpangan sosial juga

bersifat relatif. Artinya, penyimpangan sosial sangat tergantung pada nilai dan norma

sosial yang berlaku. Suatu tingkah laku dapat dikatakan menyimpang oleh suatu

masyarakat, namun belum tentu dianggap menyimpang oleh masyarakat lain yang

memiliki norma dan nilai yang berbeda.

Pengertian penyimpangan sosial sangat beragam. Berikut ini pengertian

penyimpangan sosial yang dikemukakan oleh beberapa tokoh.

1.

James W van de Zanden

, penyimpangan sosial sebagai perilaku yang oleh sejumlah

besar orang dianggap tercela dan di luar batas toleransi.

2.

Bruce J. Cohen

, penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang mengabaikan norma

dan terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mematuhi patokan baku dalam

masyarakat (dalam buku Sosiologi : Suatu Pengantar, Terjemahan).

3.

Robert M.Z. Lawang

, penyimpangan sosial sebagai semua tindakan yang

menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan

menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam sistem itu untuk

memperbaiki perilaku yang menyimpang (dalam buku materi pokok pengantar

sosiologi).

Kemandirian Belajar

1. Buatlah pengertian penyimpangan sosial secara umum!

2. Carilah contoh perilaku yang dianggap menyimpang pada suatu masyarakat, tetapi pada

masyarakat lain tidak dianggap sebagai penyimpangan!

152

IPS SMP/MTs Kelas VIII

Penyimpangan sosial terlihat dalam bentuk perilaku menyimpang. Perilaku

menyimpang disebut

nonkonformitas

. Jadi, pada dasarnya perilaku menyimpang

adalah perilaku yang menyimpang atau sifat sesuai dengan norma dan nilai-nilai

yang dianut masyarakat atau kelompok, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.

B

Penyebab Perilaku Menyimpang

Terjadinya perilaku menyimpang haruslah dilihat dari situasi dan kondisi

masyarakat yang ada. Setiap individu memiliki latar belakang kehidupan yang

berbeda maka hal tersebut akan menyebabkan terbentuknya pola-pola perilaku yang

berlainan. Tidak semua individu mampu mengidentifikasi diri dengan nilai dan

norma yang berlaku di dalam masyarakat. Hal ini berarti gagalnya proses sosialisasi

sehingga cenderung menerapkan pola-pola perilaku yang salah dan menyimpang.

Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai

berikut.

1. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat

mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah

tindak korupsi, manipulasi, dan kolusi.

2. Banyaknya pemuda putus sekolah (

drop out

) dan pengangguran. Mereka yang

tidak mempunyai keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal

mereka membutuhkan sandang, pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka

mengambil jalan pintas dengan menjadi pengamen atau pengemis jalanan.

3. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah

bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri,

merampok, menodong, dan lain-lain.

4. Keluarga yang berantakan (

broken home

) dapat menyebabkan adanya

penyimpangan sosial. Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan-

kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam

kompleks prostitusi.

5. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran

TV yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas.

Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena

itu, muncullah beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain sebagai berikut.

C

Teori Penyimpangan Sosial

IPS SMP/MTs Kelas VIII

153

1. Teori Anatomi

Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah

konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin

kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga

masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar. Robert K.

Merton mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku itu terjadi karena masyarakat

mempunyai struktur budaya dengan sistem nilai yang berbeda-beda sehingga tidak

ada satu standar nilai yang dijadikan suatu kesepakatan untuk dipatuhi bersama

sehingga masyarakat akan berperilaku sesuai dengan standar.

Dalam suatu perombakan struktur nilai seringkali terjadi perbaharuan untuk

meyempurnakan tata nilai yang lama dan dianggap tidak sesuai. Dalam konteks ini

terjadi inovasi nilai. Inovasi adalah suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan

nilai budaya tetapi menolak cara yang melembaga untuk mencapai tujuan.

2. Teori Pengendalian

Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh

dua faktor.

a. Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi.

b. Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas

dan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut.

Untuk mencegah agar perilaku menyimpang tidak berkembang lagi maka

perlunya masyarakat melakukan peningkatan rasa keterikatan dan kepercayaan

terhadap lembaga dasar masyarakat. Semakin kuat ikatan antara lembaga dasar

dengan masyarakat, akan semakin baik karena bisa menghayati norma sosial yang

dominan yang berlaku dalam masyarakat.

3. Teori Reaksi Sosial

Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali

mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, sehingga

bila seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan

penyimpangan sekunder.

Seseorang yang tertangkap basah mencuri, dan kemudian diberitakan di media

massa sehingga khalayak umum mengetahuinya maka beban pertama yang harus

ia tanggung adalah adanya stigma atau cap dari lingkungannya yang

mengklasifikasikannya sebagai penjahat. Cap sebagai residivis itu biasanya sifatnya

abadi. Kendati orang tersebut telah menebus kesalahannya yang diperbuat tadi, yaitu

dengan dipenjara, namun hal itu tidak cukup efektif untuk menumbuhkan kembali

kepercayaan masyarakat akan dirinya.

154

IPS SMP/MTs Kelas VIII

Kecakapan Sosial

4. Teori Sosialisasi

Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini,

didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma

dan nilai yang dominan. Penyimpangan tersebut disebabkan adanya gangguan pada

proses penghayatan dan pengamalan nilai tersebut dalam perilaku seseorang.

Pada lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku

menyimpang adalah sebagai berikut.

a. Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat.

b. Penghuni berstatus ekonomi rendah.

c. Kondisi perkampungan yang sangat buruk.

d. Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi.

Menurut pendapat Shaw, Mckay dan mcDonal (1938), menemukan bahwa di

kampung-kampung yang berantakan dan tidak terorganisasi secara baik, perilaku

jahat merupakan pola perilaku yang normal dan wajar.

D

Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang

Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi yang

tidak sempurna dan nilai-nilai subkebudayaan menyimpang.

1. Proses sosialisasi yang tidak sempurna

Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah

agents of sosialization

atau

pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Adapun agen-agen sosialisasi terdiri atas:

a. keluarga,

b. sekolah,

c. kelompok pergaulan, dan

d. media massa.

Cecep adalah contoh anak yang baik di desanya. Ia taat pada orang tua, agama dan santun

dalam kehidupan. Namun, pada suatu saat ia terlibat penyalahgunaan narkotik dan sempat

ditahan. Mengapa hal itu dapat terjadi? Bagaimana komentarmu atas kejadian yang menimpa

Cecep? Diskusikan dengan teman kelompok masing-masing!

IPS SMP/MTs Kelas VIII

155

Para agen sosialisasi menyampaikan pesan-pesan yang berbeda antara orang

tua dengan lainnya. Hal-hal yang diajarkan oleh keluarga mungkin berbeda dengan

yang disampaikan oleh agen di sekolah. Contoh: Perilaku yang dilarang oleh keluarga

dan sekolah, seperti penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, membolos,

merokok, berkelahi, dan lain-lain diperoleh dari agen sosialisasi, kelompok pergaulan

dan media massa.

Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen

sosialisasi satu dengan yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain

disebabkan oleh:

a. Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai satu

unit, karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai

dengan perannya.

b. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek

kemasyarakatan. Dalam keadaan kacau, nilai dan norma tidak berfungsi

sehingga banyak sekali penyimpangan.

Sumber: smh.com.

Gambar 7.2

Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan.

2. Perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi

nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang

Dalam proses sosialisasi, seseorang mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai

subkebudayaan yang menyimpang, sehingga terbentuklah perilaku menyimpang.

Contoh : seorang anak dibesarkan pada lingkungan yang menganggap perbuatan

minum-minuman keras, pelacuran, dan perkelahian sebagai hal yang biasa, maka

anak tersebut akan melakukan perbuatan menyimpang yang serupa. Menurut ukuran

156

IPS SMP/MTs Kelas VIII

masyarakat luas, perbuatan anak tersebut jelas bertentangan dengan norma-norma

yang berlaku, maka perbuatan anak tersebut dapat dikategorikan menyimpang.

Perilaku menyimpang tersebut banyak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.

Perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh anomi. Secara sederhana anomi

diartikan sebagai suatu keadaan di masyarakat tanpa norma.

Konsep anomi yang dikemukakan oleh Emilie Durkheim adalah keadaan yang

kontras antara pengaruh subkebudayaan dengan kenyataan sehari-hari dalam

masyarakat. Seakan-akan tidak mempunyai aturan-aturan untuk ditaati bersama.

Keadaannya menjadi

chaos

atau kekacauan yang sulit diatasi. Padahal cukup banyak

aturan-aturan yang telah disepakati bersama dalam masyarakat yang disebut

konformitas

. Jika aturan ini dilanggar disebut

deviasi

. Apabila pelanggaran sudah

dianggap biasa, karena toleransinya pengawasan sosial, penyimpangan itu akhirnya

menjadi konformitas. Contoh: perbuatan menyuap seakan-akan menjadi konformitas,

dan perbuatan siswa mencontek pada waktu ulangan.

Menurut Robert K. Merton keadaan anomi dapat menyebabkan penyimpangan

sosial. Dikatakan bahwa dalam proses sosialisasi individu-individu belajar mengenal

tujuan-tujuan penting dalam kebudayaan dan juga mempelajari cara-cara yang

dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan budaya tersebut.

Anomi terjadi karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan

cara-cara untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut Merton, ada lima tipologi

tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut yaitu konformitas, inovasi

ritualisme, pengasingan diri, dan pem-berontakan.

a Konformitas

Konformitas merupakan suatu sikap

menerima tujuan yang sesuai dengan

nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk

mencapai tujuan tersebut. Contoh :

seseorang yang ingin lulus tes Calon

Pegawai Negeri Sipil tidak memakai joki

atau contek, tetapi dengan cara belajar

sungguh-sungguh. Belajar merupakan

cara untuk mencapai tujuan-tujuan yang

disetujui dan sudah melembaga dalam

masyarakat, sedangkan menjadi PNS

merupakan tujuan yang sesuai dengan

nilai budaya. Sikap konformitas ini

bukan merupakan keadaan anomis.

Sumber: Kompas

Gambar 7.3

Sikap konformitas ditunjukkan dengan mengerjakan

tes dengan jujur

IPS SMP/MTs Kelas VIII

157

b. Inovasi

Inovasi merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai

budaya, tetapi menolak cara-cara yang melembaga untuk mencapai tujuan. Contoh:

masyarakat mendorong semua anggota masyarakat untuk memperoleh kekayaan

yang melimpah. Namun, kenyataannya hanya beberapa orang yang berhasil

memperoleh dengan menggunakan cara-cara yang disetujui. Mereka melihat betapa

kecilnya kemungkinan untuk berhasil jika mematuhi peraturan, maka mereka

berupaya untuk melanggar peraturan yang ada misalnya korupsi.

c. Retualisme

Retualisme merupakan sikap menerima cara-cara yang melembaga, tetapi

menolak tujuan-tujuan kebudayaannya. Contoh sikap seenaknya dan berbincang-

bincang dengan temannya pada waktu upacara. Hal ini menandakan bahwa ia telah

melupakan makna upacara.

d. Pengasingan

Pengasingan diri merupakan sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara

untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya. Contoh : seseorang

yang menjadi pemabuk berat karena frustasi, sehingga dia tidak memperhatikan

keluarga, dan pekerjaan. Ia mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat normal.

e. Pemberontakan

Pemberontakan merupakan sikap yang menolak tujuan dan cara-cara yang

melembaga dan berupaya menggantikannya dengan tujuan dan cara baru atau lain.

Contoh: kaum revolusioner.

Kecakapan Personal dan Sosial

E

Bentuk-Bentuk Penyimpangan

Diskusikan dengan temanmu mengapa seseorang sampai melakukan penyimpangan sosial!

Carilah buku referensi yang relevan dengan topik diskusi kalian.

Bentuk-bentuk penyimpangan antara lain penyimpangan primer, penyimpangan

sekunder, penyimpangan individu, dan penyimpangan kelompok.

158

IPS SMP/MTs Kelas VIII

1. Penyimpangan Primer

Penyimpangan ini hanya bersifat sementara dan tidak diulang kembali. Individu

yang melakukan penyimpangan ini masih tetap sebagai orang yang dapat diterima

secara sosial. Jadi, gaya hidupnya tidak didominasi oleh pola perilaku menyimpang.

Ciri-cirinya penyimpangan primer sebagai berikut :

a. hanya bersifat sementara,

b. gaya hidup tidak didominasi oleh perilaku menyimpang, dan

c. masih dapat diterima secara sosial

Contoh mengendarai sepeda motor melampaui batas kecepatan maksimal,

memanipulasi jumlah pajak kekayaan, dan lain-lain.

2. Penyimpangan Sekunder

Seseorang secara khas memperlihatkan perilaku me-nyimpang dan secara

umum dikenal sebagai seseorang yang menyimpang. Masyarakat tidak

menginginkan individu semacam ini.

Ciri-ciri penyimpangan sekunder sebagai berikut:

a. masyarakat tidak bisa menerima individu semacam itu ,

b. masyarakat umum telah mengetahuinya, dan

c. gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang

Contoh seorang pemabuk yang hidup di tengah masyarakat yang antimabuk,

pembunuhan, dan penodongan.

3. Penyimpangan Individu

Apabila seseorang melakukan

penyimpangan dari sub-kebudayaan

yang telah mapan dan nyata-nyata

menolak norma-norma tersebut, maka ia

disebut sebagai penyimpang individual.

Ciri-ciri penyimpangan individu

sebagai berikut:

a. bertindak sendirian,

b. tidak merencanakan penyimpangan

dengan siapa pun

Contoh: pembunuhan yang dilaku-

kan sendiri, atau mencuri seorang diri.

Sumber: Tempo, 9 September 2004

Gambar 7.4

Terorisme memiliki tradisi sendiri sehingga digolongkan

menjadi penyimpangan kelompok.

IPS SMP/MTs Kelas VIII

159

4. Penyimpangan Kelompok

Penyimpangan kelompok adalah kegiatan yang dilakukan kelompok secara

kolektif dengan cara yang bertentangan terhadap norma-norma yang berlaku.

Contoh: gang kejahatan, sindikat terorisme, mafia. Kelompok ini mempunyai

seperangkat norma, nilai sikap, dan tradisi-tradisi tersendiri. Selaku anggota mafia,

masing-masing berpegang teguh pada aturan main mafia.

Penyimpangan sosial mempunyai dua sifat yaitu bersifat positif dan negatif:

1. Penyimpangan yang Bersifat Positif

Penyimpangan ini tidak sesuai dengan aturan-aturan atau norma-norma yang

berlaku. Misalnya: melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan mereka.

Ibu rumah tangga berprofesi sebagai kondektur karena alasan ekonomi.

2. Penyimpangan yang Bersifat Negatif

Pada umumnya penyimpangan ini cenderung ke arah nilai-nilai sosial yang

dipandang rendah dan buruk sehingga masyarakat mencela dan mengucilkan

misalnya, pembunuhan, perampok, penjaja komersial seks, dan lain-lain.

Ada berbagai jenis penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga ataupun

masyarakat. Berikut ini beberapa contoh penyimpangan sosial, antara lain yaitu

penyalahgunaan narkotika, perkelahian pelajar, perilaku seksual di luar nikah,

perilaku kriminal, dan homoseksualitas.

1. Penyalahgunaan Narkotika

Penyalahgunaan narkotika dengan dosis teratur dapat bermanfaat seperti untuk

keperluan kesehatan, yaitu suntikan dalam proses pembedahan atau pada operasi-

operasi sehingga orang tidak merasakan sakit ketika dilaksanakan suatu operasi.

Namun, penggunaan dengan dosis melampaui ukuran normal dapat menimbulkan

efek negatif, yakni overdosis. Dalam kondisi seperti ini orang akan mengalami

F

Sifat-Sifat Penyimpangan

G

Contoh Penyimpangan Sosial

160

IPS SMP/MTs Kelas VIII

penurunan kesadaran, yaitu setengah sadar dan ingatannya menjadi kacau. Menurut

hasil penelitian ilmiah Dr. Graham Baliane (psikiater), mengemukakan bahwa alasan

seorang remaja yang menggunakan narkotika adalah:

a. membuktikan keberaniannya dalam melakukan tindakan-tindakan yang

berbahaya;

b. menunjukkan tindakan yang menentang otoritas orang tua, guru, dan norma

sosial;

c. mempermudah penyaluran perilaku seks;

d. melepaskan diri dari kesepian;

e. mencari dan menemukan arti hidup;

f. mengisi kekosongan;

g. menghilangkan frustasi dan kegelisahan hidup;

h. mengikuti kawan-kawan, karena tidak ingin dikatakan sebagai pecundang;

i. sekadar iseng-iseng dan didorong rasa ingin tahu.

Penyalahgunaan narkotika dan zat-zat lain yang sejenisnya merupakan

perbuatan yang merusak dengan segala akibat negatifnya. Seseorang yang sudah

merasa tergantung akan narkotika bisa merugikan diri sendiri dan hancurnya

kehidupan masa depan.

Beberapa jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius, antara lain sebagai

berikut.

a. Candu dan opium yang berasal dari

tumbuhan Papaver somniferum.

b. Morfin merupakan zat yang diper-

oleh dari candu. Umumnya morfin

berwarna putih dan berwujud

bubukan serta berasa pahit. Jenis

lainnya adalah heroin dan kokain.

c. Alkohol mempunyai sifat me-

nimbulkan gangguan pada susunan

saraf. Apabila diminum pada

awalnya akan merasa senang, akan

tetap lama kelamaan dapat me-

nimbulkan kesadarannya me-

rendah, badan terganggu dan lain

sebagainya.

d. Kokain diperoleh dari tumbuhan

Erythroxylon

coca, termasuk jenis tumbuhan

semak yang tingginya 2 cm. Daunnya mengandung zat pembius, banyak dipakai

untuk operasi.

e. Ganja atau mariyuana diperoleh dari tumbuhan yang bernama Canabis Sativa.

Cocok di daerah tropis dan sub tropis.

Sumber: blontankpoer.blogspot.com

Gambar 7.5

Anak remaja sedang memakai narkoba

IPS SMP/MTs Kelas VIII

161

f. Kafein yang terkandung dalam kopi memengaruhi susunan saraf dan jantung.

g. LSD (

Lusergic acid Diethylamide

) dapat menyebabkan halusinasi atau bayangan

dengan bermacam-macam khayalan.

h. Tembakau mengandung racun nikotin yang keras. Nikotin merangsang susunan

urat saraf sehingga dapat menimbulkan ketagihan.

2. Perilaku Seksual di Luar Nikah

Adanya gambar-gambar porno baik itu di media cetak dan media elektronik

dapat mendorong timbulnya perilaku seksual di luar nikah. Hubungan seksual di

luar pernikahan dianggap sebagai pelanggaran norma, baik itu norma agama maupun

norma sosial yang ada. Oleh karena itu, sejak dulu manusia telah membuat

seperangkat aturan tata nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan perilaku

seksual, agar fungsi reproduksi manusia dapat berlangsung tanpa mengganggu

ketertiban sosial.

Akibat penyimpangan seksual yang paling mengerikan saat ini adalah penyakit

AIDS. AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya virus yang dapat

merusak jaringan tubuh manusia sehingga dapat menimbulkan kematian. Virus

tersebut lebih dikenal dengan nama HIV (

Human Immuno Deciency Virus

). Virus ini

adalah suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia yang mengakibatkan

penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah diserang penyakit. Virus HIV dapat

menular lewat tranfusi darah, pencangkokan organ tubuh, pemakaian jarum suntik

secara berlebihan, hubungan seks tidak aman, dan lain-lain.

Secara umum tanda-tanda seseorang terkena penyakit AIDS, yaitu sebagai

berikut.

a. Demam tinggi lebih dari satu bulan.

b. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat.

c. Diare lebih dari satu bulan.

d. Batuk berkepanjangan lebih dari satu bulan.

3. Perilaku Kriminal Lainnya

Perilaku kriminal seperti pencurian, perampokan, dan pembunuhan juga

termasuk dalam perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh orang-orang yang

tidak mempunyai tanggung jawab sosial. Pelakunya dapat dikenai hukuman mati,

penjara, atau pencabutan hak-hak oleh negara. Sanksi yang tegas tersebut

dimaksudkan untuk menekan dan mengendalikan tindakan kriminal yang dilakukan

oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab.

162

IPS SMP/MTs Kelas VIII

Pada dasarnya kriminalitas adalah semua bentuk perilaku warga masyarakat

yang telah dewasa dan bertentangan dengan norma-norma hukum, terutama adalah

hukum pidana. Ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya kriminalitas, yaitu

dengan adanya kepincangan sosial, tekanan mental, dan kebencian. Bisa juga karena

adanya perubahan masyarakat dan kebudayaan yang cepat tetapi tidak dapat diikuti

oleh seluruh anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna.

4. Homoseksualitas

Homoseksualitas adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik kepada sesama

jenis kelamin sebagai mitra seksualnya. Tindakan homoseksualitas bertentangan

dengan norma sosial dan norma agama.

5. Kenakalan Remaja

Masalah kenakalan remaja sering

menimbulkan kecemasan sosial karena

remaja sebagai generasi penerus terperosot

ke arah perilaku negatif. Menurut Prof.

Dr. Fuad Hasan, kenakalan remaja adalah

perbuatan antisocial yang dilakukan oleh

remaja, bila hal ini dilakukan orang

dewasa termasuk tindak kejahatan.

Pendapat lain menyatakan bahwa

semua perbuatan penyelewengan norma

yang menimbulkan kerusakan masyarakat dan dilakukan remaja. Remaja yang

dimaksud adalah mereka yang berusia antara 12 tahun sampai dengan 18 tahun

serta belum menikah.

6. Perkelahian Pelajar

Perkelahian pelajar sebenarnya termasuk dalam kenakalan remaja karena

merupakan bentuk perilaku menyimpang. Perilaku semacam ini sering disebut

dengan istilah tawuran.

Tawuran berbeda dengan per-kelahian satu lawan satu. Perkelahian satu lawan

satu tidak mendatangkan akibat luas, bahkan sebagian masyarakat menganggap

sebagai lambing sportivitas dan kejantanan. Perkelahian pelajar berkaitan dengan

krisis moral akrena tindakannya berlawanan dengan norma agama atau norma sosial.

Biasanya para pelajar yang terlibat perkelahian tidak memikirkan risiko yang akan

ditanggung kemudian.

Sumber: www.langowan.com

Gambar 7.6

Anak-anak remaja kebut-kebutan

IPS SMP/MTs Kelas VIII

163

Keingintahuan: Rasa Ingin Tahu

1. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali terjadi penyimpangan, ada yang bersifat positif

dan ada pula yang negatif. Carilah kejadian di lingkunganmu penyimpangan yang bersifat

positif! Apakah pendapatmu tentang apa yang kalian lihat?

2. Bentuk-bentuk penyimpangan apa yang sering terjadi di sekolahmu? Bagaimana sikap

kalian terhadap penyimpangan yang terjadi tersebut?

Penyimpangan sosial adalah satu tindakan yang melanggar nilai dan norma sosial

sebagai akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna yang dijalani individu

baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat pada umumnya. Keberhasilan

suatu proses sosialisasi bagi individu, yaitu dengan ditunjangnya peranan orang

dewasa (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat), situasi, media sosialisasi, dan sarana

prasarana penunjang lainnya.

1. Peranan Orang Dewasa

Orang dewasa yang tidak berhasil dalam menyediakan akomodasi yang baik

untuk kelancaran proses sosalisasi bagi generasi muda, dapat berpengaruh negatif

pada pembentukan kepribadian seseorang, yakni perilaku yang menyimpang dalam

interaksi sosial. Seperti adanya larangan merokok untuk anak atau siswa, akan tetapi

yang melarangnya yaitu orang tua atau guru, setiap harinya merokok, dan tentu saja

larangan tersebut dianggap tidak adil bagi si anak tersebut, sebagai akibatnya larangan

tersebut dilanggarnya. Upaya peranan orang dewasa dalam pencegahan dan

pengendalian penyimpangan dapat dilakukan dengan cara mendidik, mengajak,

memberi contoh, dan bahkan memaksa melalui bentuk teguran, pendidikan, ajaran

agama, hukuman.

2. Peranan Situasi Lingkungan

Situasi lingkungan yang dimaksud adalah situasi lingkungan keluarga, teman

sepermainan, sekolah, lingkungan kerja, dan media massa. Dalam situasi lingkungan

apabila individu tidak memperoleh kesempatan untuk melakukan proses sosialisasi

secara efektif dan tidak mempunyai kesempatan untuk mengaktualisasikan nilai dan

norma tersebut, maka cenderung individu tidak melakukan proses sosialisasi yang tidak

H

Upaya Pencegahan dan Pengendalian

Penyimpangan Sosial

164

IPS SMP/MTs Kelas VIII

sempurna. Akhirnya mengarahkan ke bentuk perilaku yang menyimpang. Misalnya,

seorang anak yang dikekang dan selalu diberlakukan secara tidak adil maka lambat

laun si anak tersebut akan melakukan tindakan yang negatif terhadap lingkungannya.

3. Peranan Kesempatan Sosialisasi

Bila individu tersebut cenderung tidak mempunyai kesempatan dalam

melakukan sosialisasi secara sempurna, baik di keluarga, masyarakat maupun

lingkungan sekolah maka individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam

penyesuaian diri dengan masyarakat dan lingkungannya. Misalnya, anak yang tidak

mengenyam pendidikan sama sekali maka ia tidak akan mengetahui perkembangan

ilmu pengetahuan, kebudayaan, ataupun nilai-nilai sosial yang berlaku dalam

masyarakat. Proses sosialisasi berjalan tidak sempurna karena materi informasi dan

media sosialisasi yang satu dengan yang lainnya saling bertentangan, selain itu juga

dapat mengakibatkan konflik pribadi pada diri seorang anak.

Rangkuman Materi

1. Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang norma-norma yang berlaku

dalam suatu sistem sosial.

2. Proses pembentukan perilaku menyimpang:

a. Perilaku menyimpang sebagai akibat proses sosialisasi yang tidak sempurna.

b. Perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.

3. Tipologi adaptasi individu dari Merton meliputi, konformitas, inovasi, retualisme, pengasingan

diri dan pemberontakan.

4. Bentuk-bentuk penyimpangan:

a. Penyimpangan primer, penyimpangan yang sifatnya sementara dan tidak diulang-ulang.

b. Penyimpangan sekunder, perilaku yang khas memperlihatkan perilaku menyimpang

dan secara umum dikenal sebagai seseorang yang menyimpang.

c. Penyimpangan individu, penyimpangan secara perseorangan.

d. Penyimpangan kelompok, kegiatan penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok.

5. Sifat-sifat penyimpangan:

a. Penyimpangan yang bersifat positif.

b. Penyimpangan yang bersifat negatif.

IPS SMP/MTs Kelas VIII

165

Refleksi

6. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang:

a. Perilaku penyimpangan seksual.

b. Penyalahgunaan narkotika.

c. Kenakalan remaja.

d. Perkelahian pelajar.

7. Agar penyimpangan sosial dapat berkurang dibutuhkan pengendalian sosial.

Pengendalian sosial dapat terwujud dalam bentuk hukuman, kompensasi, terapi, dan

konsiliasi.

1. Di bawah ini termasuk penyimpangan

dalam bentuk gaya hidup yang lain dari

biasanya,

kecuali

....

a. penjudi profesional

b. perkelahian antargank

c. perkelahian antarpelajar

d. pemerkosaan

e. alkoholisme

2. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma

atau tata nilai yang berlaku disebut ....

a. perilaku menyimpang

b. konformitas

c. perilaku positif

d. pembangkang

e. pembandel

Uji Kompetensi

Setelah mempelajari bab ini, seharusnya kamu telah memahami tentang :

1. perilaku menyimpang,

2. pengendalian sosial, dan

3. akibat tidak berfungsinya lembaga pengendalian sosial.

Apabila ada hal-hal yang belum kamu pahami, pelajarilah kembali sebelum melanjutkan ke

bab berikutnya!

Kerjakan di buku tugasmu!

I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!

166

IPS SMP/MTs Kelas VIII

3. Agen sosialisasi yang berkewajiban me-

ngajar bahkan mendidik dan sifatnya formal

yaitu ....

a. keluarga

b. media massa

c. sekolah

d. teman sepergaulan

e. media elektronika

4. Proses sosialisasi yang tidak sempurna

timbul karena ....

a. media sosialisasi yang kurang tepat

b. orang tua yang otoriter

c. pembawaan sejak lahir

d. nilai dan norma tidak berfungsi sama

sekali

e. nilai dan norma yang dipelajari kurang

dipahami

5. Terjadinya disorganisasi keluarga disebab-

kan karena ....

a. masing-masing anggota keluarga gagal

memenuhi kewajibannya

b. orang tua yang selalu konflik

c. anak sulit diatur

d. orang tua tidak memperhatikan anak

e. faktor kenangan

6. Sikap seenaknya dan berbincang-bincang

dengan temannya pada waktu upacara

merupakan contoh dan cara adaptasi ....

a. konformitas

b. inovasi

c. pengasingan diri

d. retualisme

e. pemberontakan

7. Menurut Merton cara adaptasi motivasi

dikatakan menolak jika ditinjau dari ....

a. tujuan budaya

b. cara-cara yang melembaga

c. hasil budaya

d. budaya yang melembaga

e. budaya yang ada

8. Merupakan contoh penyimpangan positif

yaitu ....

a. seorang ibu mencuri sabun di toko

b. seorang ibu menjadi sopir taksi

c. seorang ibu menjual nomor togel

d. seorang ibu terpaksa menipu

e. seorang ibu terpaksa menjual diri

9. Penyimpangan positif adalah

penyimpangan yang terarah pada ....

a. nilai-nilai sosial yang ideal, walaupun

cara yang dilakukan itu seolah-olah

tampak meyimpang dari norma yang

berlaku

b. bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang

dipandang rendah, dan akibatnya selalu

buruk

c. mengatur adanya tata cara demokrasi

yang dinyatakan dalam sistem

pemerintahan

d. beroperasi dalam kerangka kerja nilai

utama diimplementasikan melalui

norma-norma

e. tindakan yang dilakukan berdasarkan

pada kesungguhan dan kesenangan

10. Suatu keadaan di mana seorang wanita

jatuh cinta pada sesama jenisnya disebut ....

a. pelacur

b. gigolo

c. gay

d. homoseks

e. lesbian

11. Suatu istilah kolektif yang mengacu pada

proses terencana atau tidak yang me-

ngajarkan, membujuk, atau memaksa

individu untuk menyesuaikan diri dengan

kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai

kehidupan kelompok disebut ....

a. pengendalian sosial

b. penyimpangan sosial

c. tertib sosial

d. bakti sosial

e. sanksi sosial

IPS SMP/MTs Kelas VIII

167

12. Contoh pengawasan dari kelompok terhadap

individu adalah ....

a. Agus menegur teman-temannya yang

ramai

b. Kepala kantor memberi briefing para

stafnya

c. Massa yang meminta seorang Kepala

Desa turun dari jabatannya

d. Seorang guru mengawasi ulangan

murid-muridnya

e. Pembina upacara menasihati peserta

upacara

13. Dengan diciptakan Undang-Undang nomor

14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan jalan

raya dengan maksud ....

a. agar pengemudi sepeda motor memakai

helm

b. pelanggar segera membayar pajak

kendaraan

c. tidak melanggar trafic light

d. pelanggar menjadi jera dan tidak

melakukan lagi

e. pengemudi harus menaati aturan lalu

lintas sewaktu-waktu melintasi jalan raya/

kawasan tertib lalu lintas.

14. Berita yang menyebar secara cepat dan

tidak berlandaskan pada fakta disebut ....

a. cemooh

d. t

eguran

b. hukuman

e. pelecehan

c. gosip

15. Pendidikan adalah proses pengendalian

secara sadar di mana perubahan-perubah-

an di dalam tingkah laku yang dihasilkan

dalam diri orang itu melalui kelompok.

Pernyataan di atas dikemukakan oleh ....

a. Merton

b. Brown

c. E. Durkheim

d. Selo Sumardjan

e. Soerjono Soekanto

16. Salah satu tugas pengacara atau pembela

dalam menangani perkara yaitu ....

a. menyidik suatu perkara

b. memutuskan suatu perkara

c. mencatat semua pembicaraan saat

sidang

d. menuntut perkara

e. mendampingi dan membela terdakwa

atau pihak yang bersengketa

17. Di bawah ini merupakan sanksi negatif,

kecuali

....

a. siswa yang ditangkap polisi pada waktu

tawuran kemudian rambutnya digunduli

b. hukuman penjara bagi pelaku pencurian

c. siswa yang terlambat ke sekolah karena

alasan tak jelas lalu disuruh menyirami

tanaman

d. pemberian penghargaan kepada guru

teladan

e. pengucilan bagi pasangan kumpul kebo

18. Apabila pengendalian sosial ditekankan

pada usaha untuk mengajak atau

membimbing disebut ....

a. persuasif

b. preventif

c. koersif

d. represif

e. isolatif

19. Adat merupakan pranata yang berperan

dalam pengendalian perilaku yang

menyimpang karena adat sebagai lembaga

yang berisi ....

a. norma dan nilai

b. tradisi

c. aturan-aturan

d. kebudayaan

e. tata kelakuan

168

IPS SMP/MTs Kelas VIII

20. Daerah kami adalah daerah suburban yang pola hidupnya semi kota dan desa. Karena perbedaan

status sosial sering terjadi kericuhan baik antarindividu maupun antarkelompok. Atas dasar

pengalaman, siapakah yang paling tepat dalam menangani masalah tersebut ....

a. Polisi

b. Pengadilan

c. Tokoh masyarakat

d. Lembaga Bantuan Hukum

e. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Apakah perilaku menyimpang itu?

2. Mengapa perilaku menyimpang dapat muncul dalam diri seseorang?

3. Mengapa pengendalian sosial diperlukan dalam hidup bermasyarakat?

4. Jelaskan fungsi nilai dan norma sosial sebagai alat pengendalian sosial!

5. Apa yang terjadi jika pengendalian sosial dalam masyarakat tidak berfungsi?

6. Jelaskan pengertian kenakalan remaja!

7. Sebutkan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan pengendalian sosial!

8. Kapan pengendalian sosial kurasif dan persuasif dilakukan?

9. Berilah contoh pengendalian sosial bersifat informal dan formal!

10. Coba sebutkan dan jelaskan pengendalian sosial mana yang cocok di masyarakatmu!